Kamis, 19 Januari 2012

Perekonomian Indonesia


,Perbedaan Kebijakan Fiskal
Terdapat daua perbedaan fundamental antara kebijakan fiskal sebelum dan seseduh era tahun 1966.
1.      Pemerintah berhenti sebagai kontributor utama dan langsung terhadap inflasi
2.      Sumbangan pemerintah (APBN) terhadap GDP mengalami peningkatan
3.      Pemerintah meninggalkan kebiasaan orde lama menutup defisit dengan mencetak uang. Pada masa orde baru, dianut prinsip anggaran berimbang. ( sebenarnya defisit, namun defesit tersebut tidak ditutupi dengan mencetak uang baru)
4.      Pada orde baru, pemerintah meningkatkan penerimaan dan pengeluaran lebiha besar. Terutama akibat kenaikkan harga minyak dunia.

Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan dari kebijakan fiskal :
1.      Untuk memantapkan stabilitas makro ekonomi
2.      Mengurangi ketergantungan pada luar negeri
3.      Meningkatkan distribusi pendapatan

Pendapatan Pemerintah
1.      Pendapatan dari minyak dan gas ( sebelum 1987)
sumbangan sektor pertanian sangat kecil karena sektor pertanian memiliki nilai tambah yang kecil. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian :
a. tergantung pada alam
b. tidak memerlukan SDM yang punya skill
c. produksi melimpah
d. lebih financial

2.      Pendapatan dari non migas ( sesudah 1987 )
sektor industri memiliki nilai tambah yang tinggi karena :
a. waktu kerja yang dinamis
b. bergantung pada tekhnologi
c. SDM mempunyai skill
d. biaya produksi relatif rendah
e. produksi terbatas

3.      Bantuan luar negeri

Pengeluaran Negara
1.      Gaji / pegawai
2.      Belanja barang
3.      Belanja modal
4.      Pembayaran bunga utang
5.      Subsidi
6.      Belanja hibah

Pengeluaran pemerintah dipengaruhi oleh jumlah penerimaannya. Ada hubungan antara tax ratio dengan tahap-tahap pembangunan. Suatu negara cenderung meningkattkan penerimaan dari pajak sehingga dapat meningkarkan pengeluaran pemerintah. Tax ratio indonesia dari 13 (2004) menjadi 16% (2009).

Peranan pembiayaan pemerintah
1.      Tanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik bagi kota / daerah
2.      Melindungi kondisi kehidupan masyarkat kota/ daerah terutama bagi masyarakat miskin
3.      Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Mengapa harus terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah??
1.      Pemerintah (pusat dan daerah) semakin besar
2.      Jumlah penduduk yang semakin besar ( pelayanan publik meningkatkan)
3.      Investasi swasta meningkatkan
4.      Current spending meningkatkan subsidi , social welfare , dll

Trend hutang negara-negara dunia meningkat. Penerimaan utama pemerintah adalah pajak, tapi lambat laun penerimaan pajak akan berkurang karena calon pemimpin sering menyerukan akan mengurangi pajak. Utang pemerintah meningkat karena penerimaan atas pajak berkurang. Cara mengatasinya dengan meningkatkan hutang luar negeri
Investasi
Pertumbuhan ekonomi daerah didukung oleh pertumbuhan investasi di daerah tersebut. Investasi daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga, ketersediaan sumber daya, pasar, infrastruktur, kemudahan dalam mendirikan usaha. Salah satu kemudahan dalam mendirikan usaha di daerah yakni dengan dilaksnakan nya pelayanan perizinan terpadu.

Perizinan di Indonesia
1.      Kebijkan yang tumpang tindih (over regulation ) dan kurang konsisten menyebabkan ketidakpastian berusaha.
2.      Kelembagaan, terlalu banyak lembaga yang terlibat tanpa disertai dengan koordinasi yang memadai
3.      Korpusi yang secara langsung menyebabkan ekonomi biaya tinggi
Pentingnya formalisasi usaha
Hernando deSoto mengatakan bahwa banyaknya usaha yang tidak formal menyebabkan dead capital. Kapitalisasi hanya dapat optimal apabila banyak usaha formal ( berbadan hukum ). Masih sedikitnya usaha formal sehingga perlu layanan formalisasi massal yang mudah dan murah.
Struktuk ini membuat perizinan di Indonesia termasuk paling panjang dan mahal di dunia. Studi Asia Foundation di lima kota / kabupaten  di Indonesia, misalnya menunjukkan bahwa rata-rata waktu memperoleh HO, TDP (waktu aktual pengurusan izin usaha) , SIUP mencapai 107 hari dengan biaya Rp 931.000. situasi ini membuat peringkat daya tarik investasi Indonesia merosot ke urutan 123

Keberhasilan PTSP
Sejak awal 2000-an sejalan dengan era desentralisasi, telah banyak PTSP didirikan untuk kemudahan perizinan. OSS terbukti mampu mengurangi waktu pelayanan sapai 60% serta biaya sampai dengan 30%. Pembentukan PTSP menjadi kebijakan strategis dalam penciptaan iklim usaha yang lebih kondusif. Negara-negara dengan kinerja kelmbagaan yang kuat memiliki bukti-bukti hubungan yang jelas dengan tingkat perumbuhan dan investasi yang tinggi.

Catatan penting Untuk Sumatera Utara
 Sumatera Utara tercatat sebagi perekonomian yang mempunyai tingkat kesulitan tertinggi dalam mendapatkan lahan untuk dunia usaha. Dari 15 propinsi yang disurvei, Sumatera Utara berada pada posisi terbawah. Tingginya tingkat pemilikan genset di Sumut menandakan gangguan alairan listrik yang serius. Perlunya perhatian khusus pada tata letak kelola perekonomian daerah sebagai uapya meningkatkan daya saing perekonomian sumut. Perlunya mendorong alokasi APBD, lebih besar untuk pemeliharaan an penambahan infrastruktur. Perizinan investasi harus dipermudah dengan “One Stop Service” yang berorientasi pada waktu perizinan lebih cepat dan biaya perizinan lebih rendah

Arah Kebijakan Moneter.
BI akan terus mencermati risiko memburuknya ekonomi global dan menempuh beberapa respon kebijakan
1.      Menerapkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang bersifat counter-cyclical, namun tetap konsisten membawa inflasi pada sasaran yaitu 4,5 % + 1 % pada tahun 2012 dan 2013
2.      Melanjutkan stabilisasi moneter dan pasaar keuangan dengan terus memastikan kecukupan likuiditas rupiah dan valas dipasar
3.      Mengoptimalkan momentum penurunan suku bunga untuk mengektifkan stimulus pada perekonomian
4.      Meneruskan koordinasi dengan pemerintah

Gejolak ekonomi Global dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia
No
Faktor Resiko
Channel
Dampak
1
Kondisi AS yang masih lemah
Financial channel
Sektor moneter dan keuangan
2
Kondisi Eropa yang memburuk
3
Imbas ke Emerging Market
Trade channel
PDB
4
Kondisi global dan contangion
inflasi
5
Potensi capital Reversal
Sektor eksternal

Ekonomi Indonesia masih tumbuh dengan yang baik ditahun 2012 (6,5%-7%), karena :
1.      Konsumsi masyarakat naik
2.      Masih tingginya harga komoditas pertanian

Ancaman :
1.      Krisis global tahun 2012 masih berlanjut
2.      Inflasi akibat kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik
3.      Volatilitas nilai tukar yang tinggi

Respon Kebijakan :
1.      Bauran kebijakan moneter makro predensial
a. respon kebijakan suku bunga
b. kebijakan nilai tukar
c. kebijakan devisa
d. kebijakan pengelolaan capital Flows
2.      Pengelolaan manajemen krisis ( BI, Pemerintah)
3.      Kebijakan fiskal ( stimulus Financial)
4.      Kebijakan struktural, investasi industri, perdagangan

Isu terkini “ krisis financial Eropa dan Amerika”
1.      Pesimisme IMF atas pertumbuhan ekonomi dunia , terutama di AS, Eropa dan Jepang
2.      Krisis ekonomi di Yunani, Irlandia. Portugal, Spanyol dan Italia yang memicu krisis financial global
3.      Rentanya perbankan di Eropa terhadap risiko gagal bayar Yunani, Irlandia dan Portugal
4.      Terbatasnya kemampuan kebijakan fiskal dan moneter untuk keluar  dari krisis di AS dan Eropa
5.      Konflik  politik di AS dari lambannya kesepakatan kebijakan antara pemimpin negara Euro

Mata Uang Global Terhadap USD “ Mata Uang Safe Heaven Menguat”
Dipengaruhi aliran modal antar negara :
1.      Terpuruknya bursa saham global memicu aliran modal keluar dan emerging markets
2.      Keluarnya modal asing dari emerging markets memlemah mata uang emerging maarkets dan memperkuat mata uang safe heaven
3.      Mata uang safe heaven termasuk yen Jepang, franc Swiss, Yuan Cina dan US dolar
4.      US dolar menguat terhadap mata uang emerging markets karena US treasury bonds dianggap safe heaven dalam krisis
5.      Namun pasca krisis mata uang emerging markets diperkirakan akan pulih kembali

Inflasi komoditas dan logam mulia
1.      “global warming” memukul panen pangan yang memicu inflasi pangan global, yang memicu kenaikan suku bunga di emerging markets tahun 2010
2.      Rentannya pasar modal global di tahun 2011, memicu kenaikan harga precious metal, emas , dan perak sebagai “aset aman”
3.      Namun prospek melemahnya ekonomi global membatasi kenaikan harga komoditas
4.      Harga komoditas diperkirakan stabil atau naik di tahun 2012, sesuai prospek ekonomi yang membaik di 2013

Kesimpulan Faktor Global “Rentannya Ekonomi Dunia”
1.      Rapuhnya ekonomi AS dan zona Eropa tidak akan berujung pada resesi global jilid kedua
2.      Namunnya rendahnya suku bunga dan melimpahnya likuiditas global tidak cukup untuk mendukung bursa saham global
3.      Resiko terbesar adalah memburuknya volatilitas pasar global ( akibat krisisi Euro dan AS) yang memicu pelarian modal dari emerging maarkets, termasuk Indonesia
4.      Kuncinya adalah seberapa efektif Uni Eropa, IMF dan ECB dapat meredam krisis Eroopa yang bisa dipicu oleh menunggaknya Yunani

Pasar Saham “ Fundamental Lokal Bank, Sentimen Global Buruk”
Dampak krisis Eropa dan Amerika
1.      Krisis financial global memiliki dua dampak bagi Indonesia di sektor rill dan sektor financial
2.      Walaupun fundamental ekonomi Asia lebih baik dari AS dan Eropa, Krisis financial di AS dan Eropa berdampak  buruk bagi pasar financial Asia, termasuk Indonesia
3.      Akibat pelarian modal global ke aset safe heaven, IDR dan IHSG terpuruk, walaupun fundamental ekonomi menentukan
4.      Dalam jangka pendek, sentimen investor menentukan. Jangka panjang fundamental ekonomi menentukan
5.      Setelah krisis Eropa mereda, aliran modal global ke Indonesia akan kembali

Resiko Domestik “Pelarian Modal Dari Indonesia”
Ancaman pelarian modal :
1.      Sampai dengan akhir oktober 2011, investasi asing di obligasi pemerintah Indonesia dan SBI mencapai USD 28,4 miliar
2.      Sementara itu, investor asing menguasai hampir sekitar 40% dari kapitalisasi bursa saham Indonesia ( USD 385 milyar) walaupun lebih dari separuh investasi asing ini adalah investasi jangka panjang
3.      Resiko pelarian modal selalu ada karena krisis finansial global terjadi , yang mendorong investor global untuk beralih kke aset-aset yang lebih aman
4.      Perlu diperhatikan bahwa sebagian besar investasi asing ke bursa sahan lebih bersifat “ strategis” ( jangka panjang ) ketimbang jangka pendek
5.      BI harus terus meningkatkan cadangan devisa yang dimilikinya untuk meminimumkan resiko pelarian modal

Prospek 2012 “ Pasar Finasial Rentan di Semester 1, sebelum menguat di Semester 2”
1.      Tanpa penyelesaian krisis Euro dengan cepat, pasar finansial tetap rentan di Semester 1,, 2012
2.      IMF, Uni Eropa, ECB dan politisi Eropa akan mengambil langkah yang tepat walau lamban
3.      Pasar finansial global diperkirakan akan menguat di semester 2, 2012
4.      Ekonomi dunia diperkirakan pulih di tahun 2013
5.      Pasar finnsial indonesia akan terbantu kenaikan peringkat risiko indonesia menjadi “ invesment grade”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar