,Perbedaan Kebijakan Fiskal
Terdapat daua perbedaan
fundamental antara kebijakan fiskal sebelum dan seseduh era tahun 1966.
1.
Pemerintah berhenti
sebagai kontributor utama dan langsung terhadap inflasi
2.
Sumbangan pemerintah
(APBN) terhadap GDP mengalami peningkatan
3.
Pemerintah meninggalkan
kebiasaan orde lama menutup defisit dengan mencetak uang. Pada masa orde baru,
dianut prinsip anggaran berimbang. ( sebenarnya defisit, namun defesit tersebut
tidak ditutupi dengan mencetak uang baru)
4.
Pada orde baru,
pemerintah meningkatkan penerimaan dan pengeluaran lebiha besar. Terutama akibat
kenaikkan harga minyak dunia.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan dari kebijakan
fiskal :
1.
Untuk memantapkan
stabilitas makro ekonomi
2.
Mengurangi ketergantungan
pada luar negeri
3.
Meningkatkan distribusi
pendapatan
Pendapatan Pemerintah
1.
Pendapatan dari
minyak dan gas ( sebelum 1987)
sumbangan sektor pertanian sangat kecil karena sektor pertanian memiliki nilai tambah yang kecil. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian :
a. tergantung pada alam
b. tidak memerlukan SDM yang punya skill
c. produksi melimpah
d. lebih financial
sumbangan sektor pertanian sangat kecil karena sektor pertanian memiliki nilai tambah yang kecil. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian :
a. tergantung pada alam
b. tidak memerlukan SDM yang punya skill
c. produksi melimpah
d. lebih financial
2.
Pendapatan dari
non migas ( sesudah 1987 )
sektor industri memiliki nilai tambah yang tinggi karena :
a. waktu kerja yang dinamis
b. bergantung pada tekhnologi
c. SDM mempunyai skill
d. biaya produksi relatif rendah
e. produksi terbatas
sektor industri memiliki nilai tambah yang tinggi karena :
a. waktu kerja yang dinamis
b. bergantung pada tekhnologi
c. SDM mempunyai skill
d. biaya produksi relatif rendah
e. produksi terbatas
3.
Bantuan luar
negeri
Pengeluaran Negara
1.
Gaji / pegawai
2.
Belanja barang
3.
Belanja modal
4.
Pembayaran bunga
utang
5.
Subsidi
6.
Belanja hibah
Pengeluaran pemerintah
dipengaruhi oleh jumlah penerimaannya. Ada hubungan antara tax ratio dengan
tahap-tahap pembangunan. Suatu negara cenderung meningkattkan penerimaan dari
pajak sehingga dapat meningkarkan pengeluaran pemerintah. Tax ratio indonesia dari 13 (2004) menjadi 16% (2009).
Peranan pembiayaan pemerintah
1.
Tanggung jawab
untuk memberikan pelayanan publik bagi kota / daerah
2.
Melindungi kondisi
kehidupan masyarkat kota/ daerah terutama bagi masyarakat miskin
3.
Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
Mengapa harus terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah??
1.
Pemerintah (pusat
dan daerah) semakin besar
2.
Jumlah penduduk
yang semakin besar ( pelayanan publik meningkatkan)
3.
Investasi swasta
meningkatkan
4.
Current spending
meningkatkan subsidi , social welfare , dll
Trend hutang
negara-negara dunia meningkat. Penerimaan utama pemerintah adalah pajak, tapi
lambat laun penerimaan pajak akan berkurang karena calon pemimpin sering
menyerukan akan mengurangi pajak. Utang pemerintah meningkat karena penerimaan
atas pajak berkurang. Cara mengatasinya dengan meningkatkan hutang luar negeri
Investasi
Pertumbuhan ekonomi
daerah didukung oleh pertumbuhan investasi di daerah tersebut. Investasi daerah
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga, ketersediaan sumber daya,
pasar, infrastruktur, kemudahan dalam mendirikan usaha. Salah satu kemudahan
dalam mendirikan usaha di daerah yakni dengan dilaksnakan nya pelayanan
perizinan terpadu.
Perizinan di Indonesia
1.
Kebijkan yang
tumpang tindih (over regulation ) dan kurang konsisten menyebabkan
ketidakpastian berusaha.
2.
Kelembagaan,
terlalu banyak lembaga yang terlibat tanpa disertai dengan koordinasi yang
memadai
3.
Korpusi yang
secara langsung menyebabkan ekonomi biaya tinggi
Pentingnya formalisasi usaha
Hernando deSoto
mengatakan bahwa banyaknya usaha yang tidak formal menyebabkan dead capital. Kapitalisasi hanya dapat
optimal apabila banyak usaha formal ( berbadan hukum ). Masih sedikitnya usaha
formal sehingga perlu layanan formalisasi massal yang mudah dan murah.
Struktuk ini membuat
perizinan di Indonesia termasuk paling panjang dan mahal di dunia. Studi Asia
Foundation di lima kota / kabupaten di
Indonesia, misalnya menunjukkan bahwa rata-rata waktu memperoleh HO, TDP (waktu
aktual pengurusan izin usaha) , SIUP mencapai 107 hari dengan biaya Rp 931.000.
situasi ini membuat peringkat daya tarik investasi Indonesia merosot ke urutan
123
Keberhasilan PTSP
Sejak awal 2000-an
sejalan dengan era desentralisasi, telah banyak PTSP didirikan untuk kemudahan
perizinan. OSS terbukti mampu mengurangi waktu pelayanan sapai 60% serta biaya
sampai dengan 30%. Pembentukan PTSP menjadi kebijakan strategis dalam
penciptaan iklim usaha yang lebih kondusif. Negara-negara dengan kinerja
kelmbagaan yang kuat memiliki bukti-bukti hubungan yang jelas dengan tingkat
perumbuhan dan investasi yang tinggi.
Catatan penting Untuk Sumatera Utara
Catatan penting Untuk Sumatera Utara
Sumatera Utara tercatat sebagi perekonomian
yang mempunyai tingkat kesulitan tertinggi dalam mendapatkan lahan untuk dunia
usaha. Dari 15 propinsi yang disurvei, Sumatera Utara berada pada posisi
terbawah. Tingginya tingkat pemilikan genset di Sumut menandakan gangguan
alairan listrik yang serius. Perlunya perhatian khusus pada tata letak kelola
perekonomian daerah sebagai uapya meningkatkan daya saing perekonomian sumut. Perlunya
mendorong alokasi APBD, lebih besar untuk pemeliharaan an penambahan
infrastruktur. Perizinan investasi harus dipermudah dengan “One Stop Service”
yang berorientasi pada waktu perizinan lebih cepat dan biaya perizinan lebih
rendah
Arah Kebijakan Moneter.
BI akan
terus mencermati risiko memburuknya ekonomi global dan menempuh beberapa respon
kebijakan
1.
Menerapkan bauran
kebijakan moneter dan makroprudensial yang bersifat counter-cyclical, namun
tetap konsisten membawa inflasi pada sasaran yaitu 4,5 % + 1 % pada
tahun 2012 dan 2013
2.
Melanjutkan stabilisasi
moneter dan pasaar keuangan dengan terus memastikan kecukupan likuiditas rupiah
dan valas dipasar
3.
Mengoptimalkan momentum
penurunan suku bunga untuk mengektifkan stimulus pada perekonomian
4.
Meneruskan koordinasi
dengan pemerintah
Gejolak ekonomi Global dan Dampaknya terhadap
Ekonomi Indonesia
No
|
Faktor Resiko
|
Channel
|
Dampak
|
1
|
Kondisi AS yang masih lemah
|
Financial channel
|
Sektor moneter dan keuangan
|
2
|
Kondisi Eropa yang memburuk
|
||
3
|
Imbas ke Emerging Market
|
Trade channel
|
PDB
|
4
|
Kondisi global dan contangion
|
inflasi
|
|
5
|
Potensi capital Reversal
|
Sektor eksternal
|
Ekonomi Indonesia masih tumbuh dengan yang baik
ditahun 2012 (6,5%-7%), karena :
1.
Konsumsi masyarakat
naik
2.
Masih tingginya
harga komoditas pertanian
Ancaman :
1.
Krisis global
tahun 2012 masih berlanjut
2.
Inflasi akibat
kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik
3.
Volatilitas nilai
tukar yang tinggi
Respon Kebijakan :
1.
Bauran kebijakan
moneter makro predensial
a. respon kebijakan suku bunga
b. kebijakan nilai tukar
c. kebijakan devisa
d. kebijakan pengelolaan capital Flows
a. respon kebijakan suku bunga
b. kebijakan nilai tukar
c. kebijakan devisa
d. kebijakan pengelolaan capital Flows
2.
Pengelolaan manajemen
krisis ( BI, Pemerintah)
3.
Kebijakan fiskal
( stimulus Financial)
4.
Kebijakan struktural,
investasi industri, perdagangan
Isu terkini “ krisis financial Eropa dan Amerika”
1.
Pesimisme IMF
atas pertumbuhan ekonomi dunia , terutama di AS, Eropa dan Jepang
2.
Krisis ekonomi
di Yunani, Irlandia. Portugal, Spanyol dan Italia yang memicu krisis financial
global
3.
Rentanya
perbankan di Eropa terhadap risiko gagal bayar Yunani, Irlandia dan Portugal
4.
Terbatasnya kemampuan
kebijakan fiskal dan moneter untuk keluar
dari krisis di AS dan Eropa
5.
Konflik politik di AS dari lambannya kesepakatan
kebijakan antara pemimpin negara Euro
Mata Uang Global Terhadap USD “ Mata Uang Safe
Heaven Menguat”
Dipengaruhi aliran
modal antar negara :
1.
Terpuruknya bursa
saham global memicu aliran modal keluar dan emerging markets
2.
Keluarnya modal
asing dari emerging markets memlemah mata uang emerging maarkets dan memperkuat
mata uang safe heaven
3.
Mata uang safe
heaven termasuk yen Jepang, franc Swiss, Yuan Cina dan US dolar
4.
US dolar menguat
terhadap mata uang emerging markets karena US treasury bonds dianggap safe
heaven dalam krisis
5.
Namun pasca
krisis mata uang emerging markets diperkirakan akan pulih kembali
Inflasi komoditas dan logam mulia
1.
“global warming”
memukul panen pangan yang memicu inflasi pangan global, yang memicu kenaikan
suku bunga di emerging markets tahun 2010
2.
Rentannya pasar
modal global di tahun 2011, memicu kenaikan harga precious metal, emas , dan
perak sebagai “aset aman”
3.
Namun prospek
melemahnya ekonomi global membatasi kenaikan harga komoditas
4.
Harga komoditas
diperkirakan stabil atau naik di tahun 2012, sesuai prospek ekonomi yang
membaik di 2013
Kesimpulan Faktor Global “Rentannya Ekonomi Dunia”
1.
Rapuhnya ekonomi
AS dan zona Eropa tidak akan berujung pada resesi global jilid kedua
2.
Namunnya rendahnya
suku bunga dan melimpahnya likuiditas global tidak cukup untuk mendukung bursa
saham global
3.
Resiko terbesar
adalah memburuknya volatilitas pasar global ( akibat krisisi Euro dan AS) yang
memicu pelarian modal dari emerging maarkets, termasuk Indonesia
4.
Kuncinya adalah
seberapa efektif Uni Eropa, IMF dan ECB dapat meredam krisis Eroopa yang bisa
dipicu oleh menunggaknya Yunani
Pasar Saham “ Fundamental Lokal Bank, Sentimen
Global Buruk”
Dampak krisis Eropa dan
Amerika
1.
Krisis financial
global memiliki dua dampak bagi Indonesia di sektor rill dan sektor financial
2.
Walaupun fundamental
ekonomi Asia lebih baik dari AS dan Eropa, Krisis financial di AS dan Eropa
berdampak buruk bagi pasar financial
Asia, termasuk Indonesia
3.
Akibat pelarian
modal global ke aset safe heaven, IDR dan IHSG terpuruk, walaupun fundamental
ekonomi menentukan
4.
Dalam jangka
pendek, sentimen investor menentukan. Jangka panjang fundamental ekonomi menentukan
5.
Setelah krisis
Eropa mereda, aliran modal global ke Indonesia akan kembali
Resiko Domestik “Pelarian Modal Dari Indonesia”
Ancaman pelarian modal
:
1.
Sampai dengan
akhir oktober 2011, investasi asing di obligasi pemerintah Indonesia dan SBI
mencapai USD 28,4 miliar
2.
Sementara itu,
investor asing menguasai hampir sekitar 40% dari kapitalisasi bursa saham
Indonesia ( USD 385 milyar) walaupun lebih dari separuh investasi asing ini
adalah investasi jangka panjang
3.
Resiko pelarian
modal selalu ada karena krisis finansial global terjadi , yang mendorong
investor global untuk beralih kke aset-aset yang lebih aman
4.
Perlu diperhatikan
bahwa sebagian besar investasi asing ke bursa sahan lebih bersifat “ strategis”
( jangka panjang ) ketimbang jangka pendek
5.
BI harus terus
meningkatkan cadangan devisa yang dimilikinya untuk meminimumkan resiko
pelarian modal
Prospek 2012 “ Pasar Finasial Rentan di Semester 1,
sebelum menguat di Semester 2”
1.
Tanpa penyelesaian
krisis Euro dengan cepat, pasar finansial tetap rentan di Semester 1,, 2012
2.
IMF, Uni Eropa,
ECB dan politisi Eropa akan mengambil langkah yang tepat walau lamban
3.
Pasar finansial
global diperkirakan akan menguat di semester 2, 2012
4.
Ekonomi dunia
diperkirakan pulih di tahun 2013
5.
Pasar finnsial
indonesia akan terbantu kenaikan peringkat risiko indonesia menjadi “ invesment
grade”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar